FUNGSI PENGORGANISASIAN
1.
FUNGSI PENGORGANISASIAN
Fungsi
perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumber daya fisik lain yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan rencana yang telahditetapkan serta
menggapai tujuan bersama.Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan
sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat
bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan.
Hal pokok yang
perlu diperhatikan dari pengorganisasian :
1.1
Menentukan arah dan sasaran satuan organisasi,
1.2
Menganalisa beban kerja masing – masing satuan organisasi
1.3
Membuat job description ( uraian pekerjaan )
1.4
Menentukan seseorang atau karyawan yang berdasarkan atas pertimbangan arah dan
sasaran, beban kerja, dan urian kerja dari masing – masing satuan
organisasi.
2.PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh
para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup
lengkap dalam bukunya :
2.1.Prinsip Skala Hirarkhi
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang
jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan
menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
2.2.Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam
hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja.
2.3. Prinsip Pendelegasian
Wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam
menjalankan pekerjaannya,sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya.
Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian,wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan,melakukan hubungan
dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu
kepada atasannya lagi.
2.4. P rinsip Pertanggung
jawaban
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus
bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
2.5.PrinsipPembagianPekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan
berbagai aktivitas atau kegiatan.Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal
maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan
keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas,
akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggung jawaban, serta
menunjang efektivitas jalannya organisasi.
2.6. Prinsip Rentang Pengendalian
.Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus
dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang
kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi,semakin besar suatu
organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
2.7.Prinsip Fungsional
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara
fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja,
serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
2.8.PrinsipPemisahan
.Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat
dibebankan tanggung jawabnya kepadaorang lain.
2.9.Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif
dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi
harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui
aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan.Organisasi yang aktivitasnya sederhana
(tidak kompleks) contoh koperasi di suatu desa terpencil, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di
kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
2.10.Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (Internal
fact or ) dan juga karena adanya pengaruh di
luar organisasi (external fact
or), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
2.11.Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi
apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi
mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan
oleh pemimpin organisasi tersebut.
3.Unsur-Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga
unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur
organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau
saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasi secara terperinci adalah :
3.1.
Man (Orang-orang)
Man
(orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari
semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya
terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi
dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai
dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers). Semua
itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3.2.Kerja
sama
Kerjasama
merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3.3.
Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau
sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau
yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus
dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran
(budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4.ANALISIS
PEKERJAAN
Menurut Summary of National Job Analysis Methode Survey,
analisa pekerjaan adalah
“proses mempelajari dan mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu
pekerjaan tertentu”.
Sedangkan
kegunaan dari analisa kerja adalah sebagai berikut:
4.1.
Pengabsahan (validation) atas prosedur-prosedur pengangkatan, pengabsahan
dibenarkan dan dirumuskan sebagai menguji secara sistematik kriteria seleksi
atau predikator untuk menentukan apakah hal-hal itu berhubungan erat dengan
kelompok prilaku dari pekerjaan itu.
4.2. Pelatihan (training). Uraian tugas-tugas dan
peralatan yang dipergunakan sangat membantu dalam mengembangkan isi
program-program pelatihan.
4.3.Evaluasi pekerjaan. Uraian pekerjaan dan rincian
persyaratan tenaga kerja yang diperlukan dievaluasi
kegunaannya, dengan sasaran terakhir untuk penentuan nilai dalam bentuk uang
4.4. penilaian prestasi. Sebagai pengganti penilaian
seorang karyawan atas sifat-sifat seperti ketergantungan dan inisiatif, ini ada kecenderungan untuk menentukan
sasaran pekerjaan dan hasil kerja dinilai berdasarkan tercapai tidaknya
sasaran tersebut.
4.5.Pengembangan karier. Informasi pekerjaan membantu
perusahaan untuk merencanakan saluran-saluran promosi, dan menyediakan data mengenai
kesempatan dan persyaratan karier didalam
organisasi kepada karyawan
4.6. Organisasi. Informasi pekerjaan yang diperoleh
melalui analisa pekerjaan seringkali mengungkapkan contoh-contoh organisasi yang jelek
sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan pekerjaan.
4.7.
Perkenalan (induction). Untuk petatar (trainee) baru, uraian pekerjaan paling
membantu dalam masa orientasi.
4.8. Penyuluhan (counseling). Informasi pekerjaan sangat
bernilai dalam penyuluhan pekerjaan.Disarankan lebih banyak penyuluhan semacam
itu diberikan pada tingkat sekolah menengah,karena
banyak lulusannya tidak menyadari jenis- jenis pekerjaan yang ada.
4.9.
Hubungan perburuan (labor relation). Uraian pekerjaan standar fungsi . Jika
seorang karyawan mencoba menambah atau
mengurangi tugas-tugas yang tercantum disana, maka standar telah dilanggar.
Serikat buruh, demikian juga managemen tertarik .
4.10. Penataan kembali (reengineering) pekerjaan. Jika
para majikan ingin menyesuaikan pekerjaan dengan suatu kelompok khusus, misalnya
orang cacat fisik, biasanya mereka harus mengubah isi pekerjaan tertentu. Analisis pekerjaan
menyediakan informasi yang akanmemudahkan
perubahan pekerjaan untuk memungkinkan diisi oleh personalia dengan sifat-sifat
khusus.
Menurut Prof.
Edwin B Flippo, seleksi adalah
“pemilihan seseorang tertentu darisekelompok
karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu”.
Ada
7 manajemen memutuskan pekerjaan apa yang terlibat dan kemampuan-kemampuan
individu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif. Kemudian manajer melihat prestasi para
pelamar diwaktu yang lalu dan memilih seseorang yang memiliki kemampuan,
pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan.
Prestasi masa lalu merupakan penunjuk paling baik bagi
prestasi dimasa yang akan datang.
Apa yang dilakukan
seseorang di waktu yang lalu, seperti ditunjukkan oleh laporan-laporan sekolah,
pengalaman kerja dan kegiatan-kegiatan diluar kurikulum, adalah
predikator paling
baik tentang apa yang kemungkinan akan dilakukan di waktu yang akan datang.
Berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan
pelamar dengan spesifikasi jabatan tersedia.
Menurut
T.
Hani Handoko langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan
adalah ;
1.
Wawancara pendahuluan
2.
Pengumpulan data pribadi (biografis)
3.
Pengujian (testing)
4.
Wawancara yang lebih mendalam
5.
pemeriksaan referensi-referensi prestasi
6.
Pemeriksaan kesehatan
7.
Keputusan pribadi
Manajemen
berkewajiban mengembangkan para pegawai dengan melakukan hal brikut seperti,manajemen
dapat meningkatkan kemampuan lewat on the job training dan atau off the job training.- On the job training adalah pelatihan di tempat kerja, bisa berupa
magang atau belajar sambil bekerja baik dengan sesama karyawan yang
lebih senior maupun pada atasan mereka.- Off
the job training adalah melatih kompetensi di luar tempat kerja. Pelatihan ini
bersifatteoritis seperti yang dilakukan oleh lembaga – lembaga pendidikan
formal seperti diploma,strata, maupun kursus yang dilakukan oleh
organisasi yang bersangkutan maupun lembaga lain.Kedua komponen inilah
(kemampuan
dan kemauan) yang dapat melihat kematanganseseorang
dalam bekerja yaitu ;
Pembentukan
karakter dapat dibentuk melalui
proses pembentukan kompetensi, yang umumnya
dibentuk melalui adanya pembaruan
pengetahuan ( up date knowledge ) yang dalam proses terus-menerus akan
berubah menjadi sikap yang selanjutnya menjadi prilaku yang selaras dengan visi
dan misi yang ditetapkan oleh manajemen,
Memiliki talenta. Talenta sering diterjemahkan
dengan bakat potensi. Bakat merupakan sikap bawaan seseorang
yang belum siap pakai
untuk melakukan aktivitas
secara layak. Potensi
merupakan bakat yang telah siap pakai karena
adanya proses pembelajaran, pelatihan, dan proseslain yang dilakukan oleh seseorang.
Komitmen adalah suatu keadaan dimana seorang pekerja atau
karyawan memiliki tingkat kelekatan ( kohesif ) yang tinggi pada organisasi dan
manajemen. Komitmen dapat dibentuk apabila
prinsip dasar ( kompetensi, karakter, dan talenta ) dapat dilalui manajemen
dengan baik.
Sumber : http://koriistikomahngeblogs.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-organisasi-unsur-unsur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar